
Banda Aceh - Sekitar 82 orang peserta yang merupakan utusan dari Organisasi Pers yaitu Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), dan Pewarta Foto Indonesia (PFI) dan perwakilan dari Badan Penanggulangan Bencana Aceh, Biro Humas Pemerintah Aceh dan Forum Pengurangan Risiko Bencana Aceh mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) Wartawan Peduli Bencana disingkat Wapena yang dilaksanakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Banda Aceh dan Aceh Besar, 25-27 September 2018.
Bimtek Wapena tersebut mengambil tema “Bersama Membangun Budaya Sadar Bencana” dan dibuka secara resmi oleh Kepala Pusat Data dan Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional, Dr. Sutopo Pujo Nugroho, M. Si, di Hotel Hermes Palace Banda Aceh, Selasa (25/9).
Kepala Pusat Data dan Informasi dan Humas BNPB mengatakan, Bimbingan Teknis Wartawan Peduli Bencana yang akan dilaksanakan selama tiga hari tersebut bertujuan untuk membuka wawasan dan pengetahuan tentang kebencanaan bagi para wartawan di Aceh dalam kaitannya dengan penanggulangan bencana oleh karenanya kata Sutopo keberadaan media atau wartawan melalui penulisannya dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan bencana kepada masyarakat sangat penting karena media memiliki peran penting dalam mendistribusikan informasi kejadian bencana alam sehingga informasi mengenai jenis bencana, kapan terjadinya bencana, lokasi bencana, dampak, dan kebutuhan korban bencana tersampaikan melalui pemberitaan dapat tersebar ke berbagai penjuru dunia.
Bimtek Wartawan yang dilaksanakan BNPB di Aceh tersebut juga menghadirkan beberapa orang Narasumber antara lain, Kepala Stasiun Geofisika Mata Ie yang menyampaikan materi tentang Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi, Kepala Pelaksana BPBA Teuku Ahmad Dadek yang menyampaikan materi tentang Penanganan Darurat Bencana dan Pasca Tsunami di Aceh, Jurnalis Harian Kompas, Ahmad Arif tentang Jurnalisme Peliputan Bencana dan Fotografer Jurnalis dari Kantor Berita Agence France-Presse (AFP) Adek Berry.
Sutopo Purwo Nugroho, menjelaskan asal mula ide dari Bimbingan Teknis (Bimtek) Wartawan adalah survey dari permintaan wartawan dan pasca terjadinya tsunami Aceh 2004. "Banyak yang meminta kepada BNPB untuk melatihkan wartawan dalam penanggulangan bencana sehingga BNPB tiap tahun nya melakukan bimbingan teknis wartwan di Provinsi yang berbeda dan untuk Tahun 2018 dilaksanakan di Aceh.
Peksanaan bimbingan teknis wartawan selama tiga hari tersebut disamping ada materi teori juga ada praktek nya antara lain pendirian tenda pengungsi, pengoperasian dapur umum lapangan dan water treatment yang di fasilitasi oleh BPBA sementara untuk pertolongan Pertama dan psikososial dari Palang Merah Aceh dan penggunaan GPS pematerinya berasal dari BNPB serta pengoperasian perahu karet dan evakuasi air oleh Basarnas Aceh, ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat pada PUSDATINMAS BNPB, Dra. Rita Rosita S menambahkan.
Peserta bimbingan teknis baik dari Unsur Wartawan maupun Instansi Pemerintah, sangat antusias mengikuti kegiatan karena bimbingan teknis wartwan peduli bencana sangat bermanfaat khusus untuk peserta dari kalangan wartawan mereka mendapatkan ilmu baru tentang penanggulangan bencana sementara dari perwakilan Instansi Pemerintah seperti Badan Penanggulangan Bencana Aceh, mereka mendapat ilmu baru tentang Jurnalis dan peliputan berita seperti yang dituturkan oleh Aflanadya dari Kompas TV Aceh "Saya senang sekali dapat menjadi peserta dalam kegiatan ini, pengalaman yang luar biasa dan mendapatkan banyak ilmu bagaimana pertolongan pertama serta hidup survive dalam keadaan darurat bencana". Senada dengan Afla, Muhammad Roni dari TV One mengatakan kegiatan bimtek wartawan ini sangat menarik selain kegiatan teori dalam ruangan juga diikuti kegiatan praktik di luar lapangan. "Banyak poin dari kegiatan ini untuk pekerjaan Saya. Kalo bisa kegiatan Wapena ini dapat menjadi wadah untuk wartawan penanggulangan bencana dan seterusnya dapat dilakukan lagi untuk memperdalam kegiatan praktek lapangan'. Sementara Linda dan Shinta yang merupakan peserta perwakilan dari Pusat Data dan Informasi Penanggulangan Bencana Aceh mengatakan bahwa kegiatan bimbingan teknis seperti ini dapat menjadi sarana untuk belajar dan menguplikasikan ilmu yang diperoleh dalam rangka mendukung kegiatan kesehariannya di BPBA. (DAE)