
Banda Aceh 04.03.2019 – Frekuensi kebakaran pemukiman masih tinggi di Aceh tercatat dari Januari hingga Februari tahun 2019, dari seluruh kejadian bencana yang berjumlah 89 kali kejadian, kebakaran pemukiman mendominasi sebanyak 43 kali kejadian.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) H.T. Ahmad Dadek, SH dalam berbagai kesempatan menyebutkan bahwa untuk data rekap bencana sementara pada bulan Januari hingga Februari tahun 2019 terdapat 88 kali kejadian bencana di Aceh dengan total kerugian mencapai kurang lebih Rp. 21 Miliar.
Bencana yang paling banyak terjadi yaitu kebakaran pemukiman sebanyak 43 kali kejadian, disusul oleh kebakaran hutan dan lahan sebanyak 12 kali kejadian, longsor 11 kali, angin puting beliung 9 kali kejadian dan Banjir Genangan sebanyak 7 kali kejadian.
Wilayah yang paling banyak mengalami kejadian Bencana dari bulan Januari sampai Februari tahun 2019 ini adalah Kabupaten Aceh Barat berjumlah 9 kali kejadian disusul Aceh Selatan,Aceh Jaya dan Aceh Tengah masing-masing 8 kali kejadian, dan diikuti oleh Bener Meriah berjumlah 7 kali, Aceh Tenggara,Bireuen, dan Gayo Lues masing-masing 5 kali kejadian.
Kebakaran pemukiman yang berjumlah 43 kali paling banyak terjadi masih di Aceh Tengah sebanyak 7 kali kejadian, Aceh Selatan 5 kali diikuti Bireuen 4 kali kejadian dan Aceh Besar 3 kali kejadian. Kebakaran Hutan dan Lahan terjadi paling banyak di Aceh Barat dan Lhokseumawe yakni masing-masing sebanyak 3 kali kejadian.
Sedangkan Kebakaran hutan dan Lahan terjadi sebanyak 12 kali kejadian diantaranya terjadi di Kabupaten Lhokseumawe dan Aceh Barat masing-masing sebanyak 3 kali dan Aceh Jaya dua kali serta Aceh Selatan, Sabang, Nagan Raya dan Langsa masing-masing satu kali kejadian.
Longsor sempat terjadi beberapa kali di wilayah Aceh yakni di Kabupaten Gayo Lues dan Bener Meriah masing- masing 3 kali kejadian Aceh Barat 2 kali kejadian dan diikuti oleh Aceh Selatan, Aceh Tenggara, Pidie masing-masing 1 kali kejadian. Kemudian disusul oleh bencana angin puting beliung yang terjadi sebanyak 9 kali paling banyak terjadi di Kabupaten Bener Meriah 3 kali kejadian dan Aceh Jaya 2 kali kejadian.
Banjir Genangan 2 kali terjadi di Aceh Tengggara dan masing- masing satu kali kejadian di Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Simeulue, Aceh Barat dan Pidie.
Dampak yang ditimbulkan akibat bencana di Aceh bulan Januari tahun 2019 antara sebanyak 1.857 KK/, 6.921 Jiwa, pengungsi sebanyak 100 Jiwa, yang meninggal dunia akibat bencana sebanyak 2 orang, dan Luka-luka sebanyak 10 orang. Kerugian akibat bencana yang paling banyak dialami oleh Kabupaten Aceh Tenggara sebesar Rp. 10,75 milyar, disusul Bener Meriah Rp. 1,7 M,- Aceh Jaya Rp. 600 Juta, Aceh Tengah RP. 455 Juta dan Gayo Lues Rp. 430 Juta.
Sedangkan dampak yang ditimbulkan akibat bencana di Aceh bulan Februari tahun 2019 antara lain banyaknya masyarakat yang terdampak bencana sebanyak 348 KK/, 529 Jiwa, pengungsi sebanyak 17 Jiwa. Kerugian akibat bencana yang paling banyak dialami oleh Kabupaten Aceh Selatan sebesar Rp. 685 Juta, disusul Pidie Rp. 655 Juta- Bener Meriah Rp. 625 Juta, Aceh Tengah RP. 620 Juta, Gayo Lues dan Sabang masing-masing Rp. 400 Juta.
Kebakaran masih menjadi bencana paling banyak terjadi, terutama kebakaran pemukiman. Kalak BPBA H. T. Ahmad Dadek mengatakan sebenarnya kebakaran pemukiman hanya dapat diminimalkan dengan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat misalnya dengan memerika instalasi listrik yang sudah tua yang menjadi sebab utama kebakaran. Sedangkan penyebab lainnya adalah perlu kewaspadaan dalam mengelola sumber panas di rumah tangga seperti mematikan kompor dan barang-barang eletronik yang tidak terpakai.
Mengingat kebakaran hutan dan lahan yang terjadi sebanyak 12 kali di awal tahun 2019 (januari-februari), BPBA laksanakan Workshop Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (KARHUTLA) Aceh tahap pertama, dari tiga tahap yang direncanakan sepanjang Tahun Anggaran 2019.
Kegiatan tersebut berlangsung selama tiga (tiga) hari, dimulai 27 Februari sampai dengan 01 Maret 2019 bertempat di Hotel Oasis Banda Aceh.Untuk tahap pertama ini kegiatan diikuti oleh BPBD Kota Banda Aceh, BPBD Kab. Aceh Besar, BPBD Kab. Aceh Jaya, BPBD Kab. Pidie, BPBD Kab. Pidie Jaya, BPBD Kota Sabang dan unsur dari Kodam Iskandar Muda, Polda Aceh, Bappeda Aceh, Dinas Perhubungan Aceh, BASARNAS Aceh dan instansi terkait lainnya dengan jumlah peserta sebanyak 50 orang.
Workshop Karhutla ini dibuka langsung oleh Kepala Pelaksana BPBA, H. Teuku Ahmad Dadek, SH Rabu malam, 27 Februari 2019. Saat sambutannya, Kepala Pelaksana BPBA menyampaikan bahwa dalam rangka menindaklanjuti Intruksi Presiden Republik Indonesia tentang Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan serta telah diterbitkannya Keputusan Gubernur Aceh No. 360/86/2019 tanggal 25 Januari 2019 tentang Pembentukan Satuan Tugas Pencegahan dan Pengendalian Karhutla Provinsi Aceh.
Adapun pemateri yang dihadirkan terdiri dari BPBA, BNPB, BMKG, KODAM IM, POLDA ACEH dan DLHK Aceh.Di akhir kegiatan diharapkan peserta workshop dapat lebih memahami Kebijakan Nasional tentang Karhutla, Potensi Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2019, Partisipasi TNI dan Masyarakat dalam Karhutla, Penegakan Hukum dalam Kebakaran Hutan dan Lahan serta Kebijakan Pemerintah Aceh dalam Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan.Workshop tahap selanjutnya akan dilaksanakan di Meulaboh, 13-15 Maret 2019 untuk wilayah barat dan untuk wilayah tengah di Takengon yang akan dilaksanakan pada bulan Maret 2019.
"Betapa pentingnya dilakukan upaya-upaya pencegahan dan pengendalian Karhutla karena telah menjadi isu Nasional bahkan Internasional akibat dampak kerugian yg ditimbulkan kejadian tersebut." Ungkap Teuku Dadek didampingi oleh Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBA, Ir. M. Syahril, MM.
BPBA sangat concern untuk melakukan upaya-upaya penguatan Organisasi/Instansi terkait Pencegahan dan Pengendalian Karhutla di Aceh dengan pengalokasian pada Tahun Anggaran 2019 untuk Pengadaan Sarana dan Prasarana Penanganan KARHUTLA melalui pelaksanaan Workshop dan Bimbingan Teknis bagi petugas guna peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusianya. (HJ)